Selasa, 31 Desember 2013

The End of 2013

Tak terasa waktu terus berjalan menghantarkanku ke ujung tahun 2013. Tahun ini aku melewati banyak hal yang tak pernah kuduga. Banyak cerita yang membuatku tertawa bahkan menangis. Tahun ini mampu membuatku terus berkata alhamdulillah karna anugerah Tuhan yang selalu membuatku bahagia. Setiap keinginanku mulai tercapai dengan perlahan dan rasa kecewaku selalu dilindungi Tuhan.
Aku pernah kecewa karna seseorang dan entah mengapa tanpa aku mendendam, Tuhan membalaskan kecewaku. Lalu ketika aku merasa sangat lemah dan putus asa, Tuhan mengubah cara pikirku melalui seseorang yang membuatku selalu sabar hingga akhirnya aku belajar tentang kehidupan dan mengerti tentang duniaku.
Tuhan memang selalu mengabulkan doa hamba-Nya. Tahun ini aku bisa membeli laptop, bisa berbagi bersama keluarga dan orang lain juga. Karna aku terlahir dari keluarga biasa, yang selalu butuh perjuangan ekstra untuk mewujudkan apa yang diimpikan. Aku merasa bahagia bisa menjadi bagian dari senyuman mereka. Aku pun tak menyangka, tulisan tentang mama yang kutulis dengan berurai air mata bisa dimuat dibuku Ibuku Berbeda. Rasanya bahagia ketika aku ke toko buku, aku melihat rak yang memajang buku Ibuku Berbeda. Aku melihat dengan nyata buku yang memuat tulisanku itu. Meski aku hanya mendapatkan sertifikat dan sampel buku tapi ada yang lebih penting dari itu, rasa bangga orang tua kepadaku. Aku senang bisa membuat mama dan bapa tersenyum karena tulisan melowku. Bahkan Bapa sampai menangis membacanya. Kata Bapa, Bapa sedih karena tidak bisa membiayai sekolahku. Semenjak SMP aku memang dibiayai oleh Tetehku. Sampai sekarang, sampai aku kuliah pun aku masih suka meminta bantuan dana kepada Teteh. Kebutuhan sehari-hari keluarga pun dibiayai oleh Teteh. Bapa bangga kepadaku yang terus bersemangat untuk menjadi orang yang sukses. Dengan membaca tulisanku Bapa berpikir tentang dirinya yang tak bisa berbuat lebih untuk keluarga. Padahal Bapa sangat berjasa kepada keluarga. Bapa sangat menyayangi kami, dan bagiku doa saja sudah cukup untuk membuatku lebih maju lagi.
Sebenarnya banyak sekali cerita yang mengunggugah semangatku. Tahun ini aku banyak melaksanakan perjalanan dinas ke luar kota. Pertama ketika pelatihan K3 Jamsostek di Taman Sari Sukabumi. Meski membuatku lelah, aku senang karena mendapatkan pengalaman dan ilmu. Lalu ketika aku harus menginap di Bandung selama 2 hari 1 malam untuk mengikuti pelatihan Laporan Bulanan di Bank Indonesia. Aku pun mengikuti diseminasi Pelaku Usaha Jasa Keuangan di Bank Indonesia. Terus seminar BPJS Kesehatan di Sukabumi dan terakhir pelatihan pajak yang diadakan oleh IAI. Dari perjalanan itu aku mendapatkan ilmu yang sangat berharga bagi karirku.
Tuhan seolah-olah terus mengantarkanku menuju impianku. Ingin sekali mereview setiap perjalanannya tapi ceritanya terlalu panjang kalau untuk dibahas di sini. Mungkin lain kali aku akan membuat cerita khusus tentang karirku, semoga saja ceritaku tahun ini bisa aku tulis menjadi sebuah novel. Amiin.
Di penghujung tahun ini yang bertepatan dengan rebo kasan atau rabu terakhir di bulan safar dimana beribu-ribu penyakit dan bencana diturunkan, aku hanya akan diam di rumah dan mengakhiri tahun ini dengan penuh rasa syukur dengan berserah diri kepada Tuhan. Apa yang kudapatkan di tahun ini adalah anugerah Tuhan yang Maha Besar. Semoga saja aku mampu merubah hal-hal negatif di tahun ini dan semoga tahun depan bisa jauh jauh jauh lebih baik lagi. Semoga aku bisa bermanfaat untuk siapa saja dan selalu menjadi alasan orang lain untuk tersenyum bahagia. Amiin.


Posted via Blogaway

Selasa, 17 Desember 2013

AKUNTAN ADALAH PROFESI IMPIANKU

Tahun ini benar-benar tahun yang tidak terduga bagiku. Bulan ini ada tawaran pekerjaan part time, dan pekerjaannya menyangkut dengan cita-citaku, yaitu akuntan. Ada perusahaan yang memintaku untuk membantu membereskan laporan keuangannya. Aku pun menerima tawaran itu. Namun ada satu kendala, yaitu waktu. Karena pekerjaannya yang memang harus cepat beres sebab waktu yang memang mepet banget. Aku harus bekerja extra waktu sampai larut malam. Awalnya bapakku tidak setuju aku bekerja part time karena kondisi badanku yang memang belum sembuh total. Namun setelah aku mengerjakannya diam-diam dan aku menjelaskan tentang pekerjaanku, Bapak baru mengerti dan mengizinkanku untuk bekerja.
Awalnya aku berkata mampu dalam hatiku. Karena akuntansi adalah pekerjaan yang memang sering kukerjakan. Aku sudah terbiasa berkecimpung dengan angka-angka. Aku pun memang mampu mengerjakan laporan tersebut. Tapi ada satu hal yang mengganjal dalam hatiku, selayaknya sebuah beban. Karena ini kali pertama aku bekerja sebagai akuntan part time, ternyata akuntansi itu memang mudah untuk dikerjakan namun efek dari hasil pekerjaannya yang memang menjadi sebuah tanggung jawab yang besar. Aku bekerja selama dua hari dengan nominal bayaran dua kali lipat dari gaji perbulan, sehingga aku merasa sangat bertanggung jawab atas apa yang akan didapat oleh klien.
Akuntansi adalah dunia yang kuimpikan. Dan selangkah lagi aku akan menuju impianku. Ini adalah awal karirku dalam cita-cita yang selama ini kuinginkan. Aku harus mampu memotivasi diri untuk tidak gampang menyerah. Aku berusaha untuk tidak menjadikan tanggung jawab itu sebagai beban. Bagaimana pun setiap masalah pasti terselesaikan, tinggal bagaimana kita menyikapi masalah itu. Aku harus tetap tenang.

Bagiku akuntan itu bukan hanya tentang mengejar angka, tapi juga untuk membantu sesama. Dengan menjadi akuntan, aku bisa membantu perusahaan yang ingin merapikan keuangannya. Karena keuangan dalam perusahaan itu termasuk hal yang sangat penting bagi kemajuan perusahaan itu sendiri. Kalau sudah menyangkut perusahaan, bukan hanya berbicara tentang pemilik, tapi juga tentang pegawai yang bekerja pada perusahaan tersebut juga tentang orang lain yang merasakan manfaatnya. Kalau aku membantu suatu perusahaan, sama saja aku membantu orang banyak.