Tadi siang ketika
sedang mendengarkan pengajian di Majlis Ta’lim, aku mendapatkan berita yang
begitu menyesakkan. Bukan sebuah berita duka tapi sebuah berita yang begitu
menggembirakan. Awalnya aku mendapatkan sms kalau ada yang mengirimkan surat
untukku. Katanya surat dari Jogja dan suratnya ada di tangan Pak RT di daerah
rumahku. Orang-orang di sekitar rumah memang banyak yang tidak tahu kalau namaku adalah Dina,
mereka hanya tahu kalau namaku Orin, nama panggilanku sejak aku kecil. Jadi
mereka tidak tahu surat yang ditujukan atas nama Dina itu untuk siapa.
Aku langsung
mengirim sms kepada orang di rumah untuk segera mengambilnya. Mama membalas
smsnya kalau kiriman dari Jogja itu adalah sebuah novel dan sertifikat. Dari
situ aku mulai penasaran. Sebenarnya novel dan sertifikat apa yang aku terima.
Aku pun menebak-nebak, paket yang ada di rumah itu adalah hasil dari lomba yang
aku ikuti, yaitu proyek kolaborasi #MyMomMyAngel yang diadakan oleh penerbit De
Teens dari Diva Press Group.
Sampai di kantor
aku mengecek alamat web Diva Press, aku langsung mencari karya-karya yang
terpilih dalam proyek tersebut. Aku menemukan namaku berada di urutan ke-43.
Dari sekitar 450 karya, alhamdulillah karyaku termasuk 85 karya terpilih terpilih untuk dimuat dalam buku yang merupakan proyek
kolaborasi itu. Aku tak bisa menahan air mataku. Aku langsung teringat Mama.
Betapa
bahagianya tulisanku untuk pertama kalinya dimuat dalam sebuah buku. Cerita tentang
Mama membawa berkah. Aku jadi mengingat semua perilaku kepada Mama. Aku memang
selalu bertengkar dengan Mama. Sehingga ketika aku tahu kalau tulisanku tentang
Mama dimuat dalam sebuah buku, aku langsung menangis. Aku mengingat segala
dosaku kepada Mama. Aku sangat sedih dengan semua sikapku yang selalu keras
kepala terhadap Mama. Aku langsung meminta maaf kepada Mama lewat ponselku.
Dengan adanya
buku ini, aku jadi mengingat setiap kesalahanku. Awalnya aku pesimis bahwa aku
tidak akan memenangkan lomba ini karena aku selalu kalah dalam mengikuti lomba
menulis. Aku mengabaikan lomba ini, jadi ketika aku tahu bahwa tulisanku ada
dalam buku Ibuku Berbeda, aku merasa kebingungan sendiri. Aku masih belum
percaya kalau karyaku kini diakui. Padahal lomba ini sudah diumumkan sejak
tanggal 25 Oktober lalu, tapi aku baru tahu hari ini.
Dengan adanya
buku ini pula, aku tersadar bahwa kegalauan itu tak selalu negatif. Buktinya
aku masih bisa bangkit dan berkarya setelah melewati hari-hari suram bersama
masa laluku. Aku masih bisa melihat masa depan yang lebih indah. Aku tidak
menyangka kalau akhirnya aku akan seperti ini. Aku bekerja sesuai dengan passion-ku, yakni pekerjaan yang
berhubungan dengan Akuntansi. Aku juga bisa meluangkan waktu untuk menulis.
Semua keterpurukan di masa lalu justru menjadi semangat untukku bisa melangkah
lebih baik lagi. Masa lalu kubiarkan menjadi sebuah cerita yang memberi arti
untuk kehidupanku. Meski masa lalu itu terasa sangat perih, namun masa lalu itu
merupakan keindahan di masa depan. Aku mengerti bahwa galau itu bukanlah hanya
sebuah masalah. Galau pun bisa menjadi pemicu semangat.
Aku sangat
berterima kasih kepada De Teens dan Diva Press. Karena kehadiran buku ini,
menjadi motivasiku untuk menulis lebih banyak dan bermanfaat lagi. Buku ini pun
menjadi motivasiku untuk selalu menghormati dan menyayangi Mama, dan selalu
memandang positif atas segala peristiwa yang terjadi. Terima kasih atas hadiah
terindah di akhir tahun ini.
sertifikat pertamaku dalam lomba menulis