Jumat, 30 Agustus 2013

Kenapa terdapat rasa manis pada obat batuk?

     Kali ini aku akan membahas tentang sesuatu hal yang sangat menganggu kehidupanku, yakni batuk. Menurut Wikipedia, batuk bukanlah merupakan suatu penyakit. Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh pada saluran pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan.
      Pada umumnya batuk disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan gejala flu. Penyebab lainnya adalah karena alergi, asam atau tuberculosis, benda asing yang masuk ke dalam saluran napas, tersedak akibat minum susu, menghirup asap rokok dari orang sekitar (PEROKOK PASIF), dan disebabkan karena masalah emosi dan psikologis (batuk psikogenis).
     Bagiku hal yang paling menyebalkan adalah ketika batuk yang tiada henti. Alasannya karena lingkungan kita yang kurang sehat. Yang kemudian menimbulkan pertanyaan antara menjadi perokok aktif atau perokok pasif. Keduanya memiliki kerugian secara jasmani dan secara money. Kalau perokok aktif sudah pasti rugi karena merokok dapat menyebabkan gangguan kanker, serangan jantung, impotensi, serta gangguan kehamilan dan janin (tertulis jelas pada kemasan rokok). Lalu harus mengeluarkan rupiah hanya karena memuaskan diri untuk penyakit-penyakit itu. Sedangkan perokok pasif lebih rugi lagi. Karena harus bernafas dengan asap berbahaya dari rokok dan akan lebih parah ketika mendapati penyakit yang disebabkan oleh asap tersebut.
     Di Indonesia, aku rasa sangat sulit untuk menghirup udara bebas. Hal ini disebabkan karena tidak adanya ketegasan untuk para perokok. Seharusnya pemerintah memberi ruang untuk perokok dan bukan perokok. Tapi semoga saja para perokok mengerti keadaan orang-orang di sekitarnya dan mengetahui tempat yang seharusnya cocok untuk merokok.
     Kembali lagi ke permasalahan utama, yaitu tentang batuk. Hampir semua obat yang dimakan pasti mengandung rasa pahit. Tapi kenapa tidak dengan obat batuk? Obat batuk malah mengandung rasa manis. Menurutku justru yang manis itu yang berbahaya. Contohnya saja antara manusia yang langsung berkata pahit atau yang berkata manis tapi sebenarnya menyakitkan. Pasti kita lebih sakit hati karena buaian kata manis yang langsung mengena ke hati, ketimbang kata-kata pahit yang kadang bisa dimaklumi nurani. Dan kenapa terdapat rasa manis dalam obat batuk? Mungkin demi membunuh kuman-kuman yang berada di pernapasan, pertama kali yang dilakukan oleh obat batuk adalah dengan membuai kuman-kuman tersebut, padahal secara perlahan, obat-obat itu menyerang kuman-kuman dengan rasa manisnya.


NB: tulisan asal yang terlintas dibenak, jangan dianggap serius dan jangan dianggap becanda juga :)

Sabtu, 10 Agustus 2013

Ketupat 1434 Hijriyah

     Lebaran kali ini menutup puasa dengan kesedihan. Rasanya aku ingin terdiam dalam Ramadhan lebih lama lagi. Aku merasa sangat sedih karena target untuk khatam Al-Quran tidak tercapai karena sakit dan terlalu sibuk mengurusi urusan duniawi. Aku malah sibuk dengan urusan kantor.
     Tapi Ramadhan kali ini begitu bermakna. Keinginanku sedikit demi sedikit terkabul. Aku bersyukur bisa mewakili kantor untuk mengikuti pelatihan Laporan Bulanan di Bank Indonesia, meski harus menginap semalam di Bandung. Bagiku itu adalah pengalaman berharga menyangkut dengan passionku.
     Meski terkadang keluhan menghiasi hariku, tapi aku tetap bersyukur. Aku diberi kesempatan untuk mengatasi setiap masalah. Aku percaya, apapun yang sedang kuhadapi saat ini adalah proses penguatan hati dan jiwaku. Setiap masalah bukanlah masalah. Tapi setiap masalah adalah bahan penguat diri.
     Di balik kesedihanku itu, Tuhan menyalipkan sekotak senyuman untuk diriku. Aku bahagia bisa berkumpul bersama keluarga. Kakak-kakakku yang berada di luar kota semua mudik ke rumahku. Sedangkan aku hanya mudik ke makam. Sudah menjadi tradisi bagi kami untuk berkunjung ke makam keluarga setiap hari Lebaran.
     Kemudian tentang makna Lebaran yang serba baru. Menurutku baju baru itu tidak terlalu penting. Toh tujuan utama ketika Lebaran adalah pergi ke makam. Terus kita mesti pake baju baru buat pamer di makam??? Enggak juga kan?? Makna Lebaran yang paling penting itu adalah hati yang baru. Hati yang bisa lebih mengerti tentang arti kehidupan. Seperti halnya kita berjuang untuk menahan lapar dan haus ketika berpuasa sampai waktu maghrib tiba, seperti itu pula perjuangan dalam kehidupan yang juga dibumbui dengan kesabaran.
     Pokoknya Lebaran kali ini begitu bermakna, membuat tangisanku berarti. Aku menangis tentang kehidupan ini karena segala tingkah yang telah kuperbuat. Aku lebih memaknai tentang hidup. Tentang karir dan tentang cinta yang pasti akan memelukku sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Tuhan. Aku tak usah mencemaskan takdir hidupku. Karena Tuhan telah menuliskan semua tentangku jauh sebelum aku mampu menatap dunia fatamorgana ini.
     Oh iya, tentang keluargaku, semua membuatku tersenyum. Bahkan ketika aku mengunjungi rumah Oma, ade mamaku memutar lagu dangdut lumayan keras. Sehingga suasana kumpul keluarga begitu ramai dan terhangatkan oleh kakakku yang super aktif. Kami semua tertawa melihat kakak keduaku berjoget ala Sesar (icon di acara Saatnya Kita Sahur). Suasana Lebaran seperti ini yang sangat jarang ditemui di hari-hari biasa. Kami berkumpul bersama dengan penuh senyuman. Merayakan kemenangan dengan begitu hangat.
     Dan tentang cintaku, sampai ketemu di jadwal yang telah ditentukan. Karna aku tahu, engkau ada di dekatku, hanya waktu yang belum bersedia menyatakan segalanya. Semoga Lebaran tahun depan kita sudah bisa bersama. So, sabarlah menanti :)