Dua tahun
yang lalu gadis itu putus asa. Ia meminta Tuhan untuk mencabut nyawanya tepat
di usia yang ke-21. Semua harapannya mati seketika karna seorang pria. Sampai berkali-kali
ia mencoba menyakiti dirinya. Ia memukul kepalanya dengan cermin, sampai cermin
itu retak. Ia meminum banyak obat sekaligus. Ia sering menangis dan mengunci
diri di kamar.
Gadis itu
benar-benar telah hilang arah. Ia lupa diri dan menggila. Ia lupa bahwa Tuhan
selalu ada untuknya. Teman-temannya pun menganggapnya gila. Padahal ia terkenal
pintar dan cantik. Tapi kecantikan dan kepintarannya itu terasa percuma, ketika
ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Semakin hari
ia semakin gila akan cinta. Tidak hanya matanya yang buta, hatinya pun lebih
buta dari matanya. Ia begitu membenci logikanya sendiri. Ia membenci firasatnya
yang selalu benar-benar terjadi.
Dan puncak
kegilaannya meradang ketika ia tahu telah diselingkuhi seorang pria. Hatinya
semakin kacau. Ia ingin membunuh dirinya sendiri. Ia ingin mati.
Namun waktu
terus bergulir dengan indah. Doa orang tua menjadi obat baginya. Cahaya doa itu
membuatnya kembali waras.
Ia pun
memasuki dunia baru. Sebuah dunia yang sama persis dengan sinetron. Ia merasa
asing di tempat itu. Tapi ia terus bersabar dan bertahan di balik cita-cita. Ia
tersenyum dan menangis dalam perjuangannnya. Meski hatinya terkadang ingin
berontak. Namun ia tetap saja terdiam.
Ia
menikmati proses yang mengalir dalam waktu. Ia tak lelah untuk belajar banyak
hal. Walaupun terkadang ia ingin menyerah dan masih saja mengeluh. Tapi semua
keluhan itu masih bisa terkalahkan oleh semangat diri.
Semua perkataan
yang terhempas untuknya, kini menjadi nyata. Ia menjadi gadis yang layak
diperhitungkan. Ia terus meningkatkan kualitas diri. Dan dunia mulai
memperhatikannya. Apa yang dicari kini berbalik mencarinya.
Dunia memang
tak selalu kejam. Ada kalanya kebahagiaan yang mencari diri. Kesuksesan kini
sudah di pelupuk matanya. Dengan bermodalkan doa orang tua, kini ia telah
bangkit dari keterpurukan. Masa lalu yang kelam, tak membuat masa depannya ikut
kelam. Dulu ia memang gila. Tapi sekarang Tuhan telah mewaraskannya dan
menganugerahkan kebahagiaan untuknya. Karna seperti itulah kehidupan.