Sabtu, 10 Agustus 2013

Ketupat 1434 Hijriyah

     Lebaran kali ini menutup puasa dengan kesedihan. Rasanya aku ingin terdiam dalam Ramadhan lebih lama lagi. Aku merasa sangat sedih karena target untuk khatam Al-Quran tidak tercapai karena sakit dan terlalu sibuk mengurusi urusan duniawi. Aku malah sibuk dengan urusan kantor.
     Tapi Ramadhan kali ini begitu bermakna. Keinginanku sedikit demi sedikit terkabul. Aku bersyukur bisa mewakili kantor untuk mengikuti pelatihan Laporan Bulanan di Bank Indonesia, meski harus menginap semalam di Bandung. Bagiku itu adalah pengalaman berharga menyangkut dengan passionku.
     Meski terkadang keluhan menghiasi hariku, tapi aku tetap bersyukur. Aku diberi kesempatan untuk mengatasi setiap masalah. Aku percaya, apapun yang sedang kuhadapi saat ini adalah proses penguatan hati dan jiwaku. Setiap masalah bukanlah masalah. Tapi setiap masalah adalah bahan penguat diri.
     Di balik kesedihanku itu, Tuhan menyalipkan sekotak senyuman untuk diriku. Aku bahagia bisa berkumpul bersama keluarga. Kakak-kakakku yang berada di luar kota semua mudik ke rumahku. Sedangkan aku hanya mudik ke makam. Sudah menjadi tradisi bagi kami untuk berkunjung ke makam keluarga setiap hari Lebaran.
     Kemudian tentang makna Lebaran yang serba baru. Menurutku baju baru itu tidak terlalu penting. Toh tujuan utama ketika Lebaran adalah pergi ke makam. Terus kita mesti pake baju baru buat pamer di makam??? Enggak juga kan?? Makna Lebaran yang paling penting itu adalah hati yang baru. Hati yang bisa lebih mengerti tentang arti kehidupan. Seperti halnya kita berjuang untuk menahan lapar dan haus ketika berpuasa sampai waktu maghrib tiba, seperti itu pula perjuangan dalam kehidupan yang juga dibumbui dengan kesabaran.
     Pokoknya Lebaran kali ini begitu bermakna, membuat tangisanku berarti. Aku menangis tentang kehidupan ini karena segala tingkah yang telah kuperbuat. Aku lebih memaknai tentang hidup. Tentang karir dan tentang cinta yang pasti akan memelukku sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh Tuhan. Aku tak usah mencemaskan takdir hidupku. Karena Tuhan telah menuliskan semua tentangku jauh sebelum aku mampu menatap dunia fatamorgana ini.
     Oh iya, tentang keluargaku, semua membuatku tersenyum. Bahkan ketika aku mengunjungi rumah Oma, ade mamaku memutar lagu dangdut lumayan keras. Sehingga suasana kumpul keluarga begitu ramai dan terhangatkan oleh kakakku yang super aktif. Kami semua tertawa melihat kakak keduaku berjoget ala Sesar (icon di acara Saatnya Kita Sahur). Suasana Lebaran seperti ini yang sangat jarang ditemui di hari-hari biasa. Kami berkumpul bersama dengan penuh senyuman. Merayakan kemenangan dengan begitu hangat.
     Dan tentang cintaku, sampai ketemu di jadwal yang telah ditentukan. Karna aku tahu, engkau ada di dekatku, hanya waktu yang belum bersedia menyatakan segalanya. Semoga Lebaran tahun depan kita sudah bisa bersama. So, sabarlah menanti :)

0 komentar: