Bukankah banyak
orang yang menyatakan bahwa hidup itu berawal dari mimpi? Tapi mimpi yang aku
alami ini sangat berbeda. Di sela istirahat malamku, aku memimpikannya kembali.
Dia datang kembali membawa cinta yang kini telah aku hapuskan dari ingatan.
Apakah mungkin dia akan kembali, mengawali cerita dahulu yang sempat pudar
karena perselisihan hati. Entahlah, aku hanya tahu tentang pengkhianatan masa
lalu yang menyakitiku karena rasa sakit yang dirasakannya dariku pula.
Aku tak pernah
mengerti mengapa dia selalu hadir dalam mimpiku. Padahal aku sudah lupa tentang
cintanya. Aku telah meniadakan kenangan bersamanya. Namun dalam setiap mimpi
itu, dia selalu menghangatkanku dengan cintanya. Dia menyerahkan seluruh cinta
yang sempat ia bagi bersama wanita selain diriku. Bahkan dalam mimpi itu,
keluarganya selalu hadir memberikan dukungan seperti dulu ketika aku masih
bersamanya.
Akan tetapi,
semua itu hanyalah mimpi. Mimpi yang tak pernah aku harapkan. Semua tak akan
menjadi kehidupanku di masa depan. Kenyataan tak akan pernah sama dengan mimpi.
Dari situ aku percaya bahwa tidak semua kehidupan berawal dari mimpi. Terkadang
kehidupan berawal dari sebuah kebutuhan diri yang tak pernah disadari.
Masa lalu itu
tetaplah sebuah film lampau yang tak kan pernah terputar kembali di masa depan.
Tentangnya hanyalah tinggal cerita. Masa lalu itu tak akan terulang kembali. Meski
banyak kemungkinan yang pasti terjadi dalam kehendak Tuhan, masa lalu tetaplah
sebuah memori.
Masa lalu
hanyalah sebuah cermin kehidupan yang memberi arti untuk melangkah ke depan
dengan lebih baik lagi. Masa lalu membuktikan bahwa masa depan pun tak akan
pernah bisa terlepas dari peristiwa lampau. Aku percaya, semua cerita memberi
makna yang terkadang kita lupakan hikmahnya. Aku pun percaya, cinta Tuhan
kepada umatnya melebihi cinta dari sesama. Karena Tuhan itu akan selalu adil
dalam percintaan.
0 komentar:
Posting Komentar