Selasa, 30 April 2013

MENANGISLAH, KAKAK!!!

   Sekitar pukul lima shubuh, ponsel ibu berdering membangunkanku dari tidur. Ternyata Kakakku menelepon dari seberang sana. Dia menangis tersedu-sedu. Dia berkata, "Aku sakit hati." Air matakupun ikut mengalir. Aku mendengarkan setiap curahan hatinya. Aku hanya berkata, "Aku kuliah pulang malam tanpa merasakan kelelahan, agar kelak aku bisa membantu ekonomi keluarga." Setelah itu aku tak mampu lagi berbicara kepada Kakakku. Mendengar tangisnya membuat aku pun menangis.
     Kakak, dari sini aku selalu berdoa yang terbaik untukku dan untuk keluarga, termasuk Kakak. Aku ingin hidup penuh dengan keberkahan. Aku mengerti apa yang sedang kau rasakan saat ini. Aku mengerti baik dan tidak baiknya dunia ini. Selama ini pun aku menangis melihatmu yang tak pernah lelah menjadi penopang keluarga. Bagiku kau adalah cahaya yang menerangi kehidupanku. Semua pengorbananmu membuat aku sadar dan bersemangat untuk menjalani hidup ini.
     Aku tidak akan pernah lelah berusaha untuk menjadi sebuah mobil di keluarga kita. Aku ingin membawa keluargaku menikmati jalan Tuhan dengan iman dan takwa. Doakan aku agar aku bisa membawamu kembali ke rumah. Aku ingin berkumpul bersama keluargaku dalam rumah yang menjadi tempat kita berteduh. Berteduh dengan iman dan takwa.
     Jangan menangis, Kakak! Aku akan menggantikanmu untuk menghidupi keluarga kita. Jangan menangis, Kakak! Aku akan menjadi yang terbaik untuk keluarga. Aku akan berjuang seperti engkau menghabiskan pengorbananmu untuk keluarga. Menangislah, Kakak! Aku akan menjadi tempatmu untuk bersandar.

I LOVE YOU MY SIST ;)

0 komentar: