Kemarin pas pulang dari Bogor, aku dan
temanku naik bus. Salahnya kita tetap memaksakan diri untuk naik bus yang
penuh. Alhasil kita harus berdiri.
Bus pun melaju sampai dengan daerah Gadog.
Bus yang kita tumpangi berbelok ke pom bensin. Dari tempat itu kegalauan kita
mulai muncul. Jalur menuju puncak ditutup dan kita harus menunggu di pom
bensin.
Kita yang mulai resah, turun dari bus.
Kita beristirahat sambil menunggu jalurnya dibuka. Kita pergi ke toilet dan
segera kembali ke bus ketika mendengar suara mobil polisi. Ternyata kita jadi
korban php polisi. Jalurnya masih belum dibuka.
Setelah itu kita duduk di teras depan
rumah makan. Karena kalau di bus, kita tidak dapat tempat duduk. Sampai kita
kembali di-php-in polisi lagi. Polisi itu cuma numpang lewat.
Hujan pun turun. Kita segera kembali ke
bus. Alhamdulillah para penumpang banyak yang turun dari bus dan menunggu di
luar. Aku pun duduk di bangku baris kedua bersama seorang ibu. Kita masih harus
menunggu lama sampai jam 6, katanya. Aku memanfaatkan bangku kosong itu untuk
tidur sambil menunggu waktu.
Untuk ketiga kalinya kita di-php-in
polisi. Semua penumpang yang di luar bergegas naik ke bus. Ternyata jalur belum
dibuka juga. Kita harus menunggu kembali.
Keberuntungan pun menghampiriku, dan dua
wanita lainnya yang awalnya tidak mendapat tempat duduk. Para Bapak yang
asalnya duduk, membiarkan kita untuk tetap menduduki tempatnya. Mereka merasa
simpatik kepada kita.
Sampai
jam setengah tujuh, jalur baru dibuka. Bus pun melaju menuju Cianjur. Sepanjang
perjalanan aku tidur di bus.
Aku sangat bersyukur. Karena awalnya aku
mengira tidak akan bisa istirahat dan tidur di bus. Meski kita terus mengeluh,
ternyata Tuhan sangat sayang kepada kita. Para Bapak itu berhati baik. Mereka
rela berdiri sampai Cianjur karena kita yang menempati tempat duduknya.
Sebenarnya aku merasa tidak tega sama
Bapak itu. Aku sempat berdiri dan mempersilakannya untuk duduk. Tapi Bapak itu
menolak. Bapak itu tidak mengeluh dan nampak menikmati perjalanan.
Aku pun sempat kebingungan dan merasa
egois. Namun sayangnya keegoisanku mengalahkan rasa tak tega terhadap Bapak
itu. Aku bingung antara harus tidur lagi atau membuka mata. Kalau aku tidur,
sama saja aku bahagia di atas penderitaan orang lain. Tapi aku juga merasa
lelah, sampai akhirnya tertidur kembali.
Pokoknya terima kasih banyak untuk
Bapak-Bapak yang peduli terhadap penumpang wanita. Karena saat ini sangat
jarang orang yang peduli terhadap orang lain, terutama terhadap orang yang
tidak dikenalnya di jalanan.
Sedikit tips untuk yang akan berlibur ke
Bogor atau ke daerah Puncak di hari libur:
-
kalau berangkat mending pagi-pagi sebelum jalur dibuka tutup dari sekitar jam 9
atau 10-an.
-
kalau pulang, mendingan sebelum jam 4. Karena jam 4 waktunya jalur menuju
Cianjur akan ditutup.
-
atau kalau mau pulang mendingan setelah jam 1/2 7-an, sampai jalur dibuka
kembali.
-
kalau naik motor ketika jalur cuma searah atau pun macet, jangan lupa untuk
selalu berhati-hati ketika akan menyelip ke arah kiri! Takutnya ada orang yang
menyebrang jalan, tapi tidak melihat laju motor karena terhalangi oleh
mobil-mobil yang berhenti atau sedang merayap. (Untuk yang satu ini hanya
sebuah saran. Tidak hanya untuk jalur puncak, tapi di mana pun jalan yang kalian
lalui)
Salam
Penikmat Bus! :)
0 komentar:
Posting Komentar