Selasa, 11 Februari 2014

Antara Cianjur dan Bogor



     Kemarin pas pulang dari Bogor, aku dan temanku naik bus. Salahnya kita tetap memaksakan diri untuk naik bus yang penuh. Alhasil kita harus berdiri.
     Bus pun melaju sampai dengan daerah Gadog. Bus yang kita tumpangi berbelok ke pom bensin. Dari tempat itu kegalauan kita mulai muncul. Jalur menuju puncak ditutup dan kita harus menunggu di pom bensin.
     Kita yang mulai resah, turun dari bus. Kita beristirahat sambil menunggu jalurnya dibuka. Kita pergi ke toilet dan segera kembali ke bus ketika mendengar suara mobil polisi. Ternyata kita jadi korban php polisi. Jalurnya masih belum dibuka.
     Setelah itu kita duduk di teras depan rumah makan. Karena kalau di bus, kita tidak dapat tempat duduk. Sampai kita kembali di-php-in polisi lagi. Polisi itu cuma numpang lewat.
     Hujan pun turun. Kita segera kembali ke bus. Alhamdulillah para penumpang banyak yang turun dari bus dan menunggu di luar. Aku pun duduk di bangku baris kedua bersama seorang ibu. Kita masih harus menunggu lama sampai jam 6, katanya. Aku memanfaatkan bangku kosong itu untuk tidur sambil menunggu waktu.
     Untuk ketiga kalinya kita di-php-in polisi. Semua penumpang yang di luar bergegas naik ke bus. Ternyata jalur belum dibuka juga. Kita harus menunggu kembali.
     Keberuntungan pun menghampiriku, dan dua wanita lainnya yang awalnya tidak mendapat tempat duduk. Para Bapak yang asalnya duduk, membiarkan kita untuk tetap menduduki tempatnya. Mereka merasa simpatik kepada kita.
Sampai jam setengah tujuh, jalur baru dibuka. Bus pun melaju menuju Cianjur. Sepanjang perjalanan aku tidur di bus.
     Aku sangat bersyukur. Karena awalnya aku mengira tidak akan bisa istirahat dan tidur di bus. Meski kita terus mengeluh, ternyata Tuhan sangat sayang kepada kita. Para Bapak itu berhati baik. Mereka rela berdiri sampai Cianjur karena kita yang menempati tempat duduknya.
     Sebenarnya aku merasa tidak tega sama Bapak itu. Aku sempat berdiri dan mempersilakannya untuk duduk. Tapi Bapak itu menolak. Bapak itu tidak mengeluh dan nampak menikmati perjalanan.
     Aku pun sempat kebingungan dan merasa egois. Namun sayangnya keegoisanku mengalahkan rasa tak tega terhadap Bapak itu. Aku bingung antara harus tidur lagi atau membuka mata. Kalau aku tidur, sama saja aku bahagia di atas penderitaan orang lain. Tapi aku juga merasa lelah, sampai akhirnya tertidur kembali.
     Pokoknya terima kasih banyak untuk Bapak-Bapak yang peduli terhadap penumpang wanita. Karena saat ini sangat jarang orang yang peduli terhadap orang lain, terutama terhadap orang yang tidak dikenalnya di jalanan.
     Sedikit tips untuk yang akan berlibur ke Bogor atau ke daerah Puncak di hari libur:
- kalau berangkat mending pagi-pagi sebelum jalur dibuka tutup dari sekitar jam 9 atau 10-an.
- kalau pulang, mendingan sebelum jam 4. Karena jam 4 waktunya jalur menuju Cianjur akan ditutup.
- atau kalau mau pulang mendingan setelah jam 1/2 7-an, sampai jalur dibuka kembali.
- kalau naik motor ketika jalur cuma searah atau pun macet, jangan lupa untuk selalu berhati-hati ketika akan menyelip ke arah kiri! Takutnya ada orang yang menyebrang jalan, tapi tidak melihat laju motor karena terhalangi oleh mobil-mobil yang berhenti atau sedang merayap. (Untuk yang satu ini hanya sebuah saran. Tidak hanya untuk jalur puncak, tapi di mana pun jalan yang kalian lalui)

Salam Penikmat Bus! :)

0 komentar: