Rabu, 12 Juni 2013

BUKAN SURAT CINTA

Pada tanggal 12 Juni 1992 telah lahir anak-anak manusia dengan kesucian dalam diri mereka. Salah satunya adalah kamu. Kamu yang pernah mewarnai hidupku dalam jarak sekitar dua tahunan. Selama itu ada tawa dan banyak tangisan yang menghiasi jalan kehidupan ini. Mungkin kegalauanlah yang merajai kisah kita kala itu. Segala ego yang ku tumpahkan kepadamu menjadi berlian masa depan yang tak terduga sebelumnya. Segala salah yang ku cetak demi namamu adalah kesedihan bagi diriku dan bagi dirimu.

Meski hitam adalah jalan yang pernah kita tempuh, kesucian akan mengalahkan setiap tetesan amarah yang berlaku. Diriku, dirimu, dirinya, kita dan mereka, dilahirkan dalam kesucian. Seberapa besar pun noda yang mencipratinya, kita tetap pernah merasakan kesucian itu dan kita pun pasti bisa mencuci setiap noda dalam pikiran, hati dan diri kita seutuhnya.

Kini kita sama-sama tahu makna kehidupan dan makna kemurnian cinta. Kita memang ditakdirkan untuk bertatapan muka, membagi tawa dan menjalankan kisah yang menghujani batin. Lalu kita pun ditakdirkan untuk berpisah, karena mungkin kita memang tidak berjodoh. Walaupun sampai saat ini aku belum mengetahui takdir jodohku. Karena seperti yang selalu kamu katakan kepadaku bahwa jodoh itu hanya Tuhan yang tahu. Sekuat apapun hati meyakini tentang jodoh, kita tidak akan pernah tahu kenyataan waktu akan berbicara seperti apa tentang takdir jodoh kita itu.

Aku sadar, jodoh itu bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Kita pasti bertemu jodoh kita di dunia yang berbeda meski pun di dunia ini kita tidak berjodoh. Namun, entah kapan dan siapa jodoh yang sama-sama menantikan pertemuan itu. Tapi aku selalu yakin bahwa Tuhan telah mempersiapkan jodoh yang terbaik untuk kita dan menyimpannya sampai kita menemui waktu yang pas untuk saling berbagi dengannya.

Aku pun menyadari setiap takdir Tuhan untuk diriku dan dirimu. Inilah kenyataan hidup. Meski kita hidup di dunia yang sama, tapi alam hati kita berbeda. Namun aku bersyukur Tuhan telah menjadikan dirimu guru kehidupanku. Meski awalnya aku tidak bisa menerima kenyataan dan meski aku pernah sangat kecewa, tapi inilah kasih sayang Tuhan kepada kita. Semua ini terjadi agar kita menjadi manusia yang kuat, sabar dan tawakal, dan agar kita mengerti tentang arti cinta yang sesungguhnya.

Maaf, lewat tulisan ini aku tidak berniat untuk mengusik atau pun mengganggu kehidupanmu lagi. Aku hanya ingin meminta maaf atas sekian banyaknya.daftar kesalahan yang telah ku tulis di atas kertas kehidupanmu. Bagiku masa lalu itu hanyalah sebuah tulisan yang tidak akan pernah bergerak ataupun berjalan, bahkan tidak akan pernah hidup kembali.

Maaf, maaf, maaf, meski maaf tidak akan pernah merubah segalanya. Tapi aku yakin, ketulusan hatimu akan merubahnya. Aku tidak ingin memutuskan silaturahmi atau pun mendendam kepada sesama. Dari sini aku hanya bisa berdoa yang terbaik untuk siapapun, termasuk dirimu dan keluargamu yang tulus memberiku nafas kehidupan di perantauan.

Di hari ulang tahunmu, semoga setiap keinginanmu bisa tercapai. Semoga kamu selalu berbahagia dengan jodohmu. Semoga kamu bisa menjadi imam yang baik untuknya. Semoga kamu bisa menjadi teladan bagi sesama. Semoga hidupmu jauh lebih baik dalam lindungan Tuhan.

Lewat tulisan ini, aku ingin kamu tahu bahwa aku telah merelakan semua takdir yang telah terjadi. Aku tidak ingin ada lagi kata benci yang menghujani batin. Aku hanya ingin menjadi muslimah yang selalu ikhlas menerima kenyataan. Aku pun tidak akan lelah untuk meminta maaf, karna hanya itulah kata yang layak aku ucapkan kepadamu.

Selamat ulang tahun, teman. Selamat mendekati batas usiamu.



DIEBE HAS DIED, BUT FRIENDSHIP WILL NEVER DIE....
Bebe Ina Dina ~ Orindina :)

0 komentar: